Banyak yang mempertanyakan maksud dari keberadaan PBB. Apakah itu benar-benar memenuhi tujuan yang ditugaskan padanya? Hubungan internasional adalah masalah pertikaian, dan saya percaya bahwa salah satu tujuan utama didirikannya Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah untuk membantu negara-negara yang masih muda di ambang kemerdekaan sehubungan dengan tanggung jawab dan kekuatan nasib mereka. Ada banyak teori tentang tujuan, tetapi saya percaya bahwa ada tujuan kolektif yang jauh lebih besar, yaitu perdamaian dunia.
Hari ini, saya akan membahas secara singkat gagasan perdamaian, dan bagaimana PBB dapat mempromosikannya dengan baik. Banyak yang berpendapat bahwa organisasi internasional berdampak negatif terhadap perdamaian karena terlalu sering fokus pada masalah politik, sementara melupakan atau sering tidak mengatasi akar penyebab masalah: kesalahan manusia dalam menangani lingkungan. Lainnya merasa bahwa PBB hanya memiliki terlalu banyak bias terhadap dunia Barat, dan sebagai akibatnya, bias terhadap dunia Barat dan gagal untuk bertindak bila diperlukan untuk mencegah pelanggaran hak asasi manusia dan perlakuan buruk terhadap orang miskin di dunia.
Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat dengan mudah memperbaiki kondisi masyarakat di negara-negara yang menderita kondisi yang terkait dengan kemiskinan dan pelanggaran hak asasi manusia, dan yang pada akhirnya dapat berkontribusi pada perdamaian di dunia. Misalnya, di Darfur, ribuan orang terbunuh dan ratusan lainnya terpaksa mengungsi ke tempat yang aman di gurun, dengan sedikit akses ke makanan atau air. Para pemimpin Perserikatan Bangsa-Bangsa dan masyarakat internasional harus bertindak cepat untuk mencegah tindakan terorisme yang mengerikan ini, dan mencegah eskalasi konflik lebih lanjut, yang pasti akan menyebabkan lebih banyak kematian dan kehancuran.
Mungkin tujuan paling penting dari pembentukan Perserikatan Bangsa-Bangsa adalah untuk mewakili semua ras, budaya, dan agama manusia yang berbeda yang membentuk dunia. Itu diciptakan agar ada kedamaian. Perdamaian adalah satu-satunya obat sejati untuk perang. Namun, PBB masih dituduh mempertahankan perilaku tidak manusiawi dan tidak etis selama konflik. Tentunya, jika organisasi itu dapat dipercaya, maka Amerika Serikat dan para penandatangan piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa lainnya sedang melakukan diplomasi mereka demi kepentingan terbaik umat manusia.
Jadi, mengapa Amerika Serikat dan komunitas internasional masih melakukan tindakan kontraproduktif ketika PBB dapat melayani tujuannya dengan lebih baik? Mungkin karena terlalu banyak individu yang ingin mengangkat diri sebagai negarawan dan rela berbohong untuk mencapai status tersebut. PBB tidak sempurna, dan pasti ada penyimpangan dalam sistem. Namun, sistem itu sendiri dirancang oleh manusia, bukan komputer, dan selama masalah tidak dibiarkan berkembang di luar kendali, maka kekurangan tidak akan pernah menjadi masalah. Mengingat pelanggaran terus-menerus Amerika Serikat terhadap hak asasi manusia di negara lain, inilah saatnya untuk menjadi kenyataan. Berhentilah berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan diri Anda, dan mulailah mengambil tanggung jawab sebagai pemimpin organisasi internasional yang dimaksudkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hanya Anda yang memiliki kekuatan untuk mengubah arah hak asasi manusia dan membuat Amerika Serikat sekali lagi menjadi mercusuar perdamaian.